Pages

Senin, 15 Januari 2018

DESA WISATA SEBUAH INSPIRASI

     Membangun desa lebih cepat lagi jika langsung dilakukan dengan membangun ekonominya. Ekonomi pedesaan bukan hanya pertanian, banyak yang lain, diantaranya wisata pedesaan.
Urusan pertanian sudah puluhan tahun dikerjakan dengan cukup berhasil oleh Kementerian Pertanian dan Dinas-dinas Tanaman Pangan di setiap provinsi dan kabupaten.
    
Target "menggaet" turis mancanegara sebanyak 20 juta orang pada tahun 2019 sedangkan saat ini baru mencapai 10 jutaan orang. Kini Kementerian BUMN ikut membangun desa wisata.
Wisata pedesaan belum mendapat banyak perhatian. Kementerian Pariwisata lebih fokus pada mendatangkan turis mancanegara yang memang Indonesia ketinggalan jauh dari negara-negara tetangga.
Menteri BUMN menugaskan beberapa BUMN untuk mendirikan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) dengan target 100 Balkondes di 10 destinasi wisata nasional pada tahun 2017/2018. Balkondes mengelola pelatihan bagi warga desa untuk membuat kerajinan sesuai dengan potensi alam desa tersebut. Balkondes juga ditargetkan untuk membantu penduduk yang bersedia membangun rumah inap (homestay) untuk disewakan kepada turis. Nantinya Balkondes diharapkan bekerja sama dengan badan usaha milik desa (BUMDes) membantu pendanaan dan promosi desa wisata dan kegiatan ekonomi lainnya.
Pembentukan Balkondes dan pengembangan desa wisata dilaksanakan secara bersama oleh beberapa BUMN.
Beberapa BUMN tersebut antara lain  PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko; PT. Patra Jasa, dan beberapa BUMN lain.
Saat ini sudah ada desa-desa wisata yang dibangun atas inisiatif Kementerian BUMN.
Ekonomi Pedesaan
Pengembangan desa wisata memang tepat untuk menggerakkan ekonomi pedesaan. Banyak hal yang semula dianggap tidak berarti ternyata dapat menambah penghasilan penduduk desa. Menanam sayuran, memetik kebun apel, memerah susu kambing, mengarungi jeram sungai, dan sebagainya adalah aktivitas yang bisa dijual kepada penduduk kota dan turis asing.
Sumber mata air yang diubah menjadi kolam pemandian yang ditata apik dapat menambah kas desa berlipat-lipat. Menyewakan sepeda untuk turis juga berpotensi mendatangkan beberapa puluh/ratus ribu sebulan.
Beberapa desa beruntung mendapat kunjungan rutin para peziarah ulama terkenal dari berbagai daerah.
Peninggalan leluhur juga mengundang banyak orang untuk datang. Tradisi tahunan yang dikemas menjadi festival yang ramai akan menggerakkan ekonomi pedesaan.
            Jika tidak ada tradisi yang dapat menjadi daya tarik, dapat dilakukan atraksi baru seperti lomba layang-layang, festival burung berkicau, lomba sepeda gunung, dll. Dengan membuat orang kota datang dan menikmati suasana pedesaan, maka ekonomi desa dapat tumbuh dan menahan penurunan produktivitas akibat ditinggalkan oleh sebagian warganya yang bermigrasi ke kota-kota besar.
         Pada dasarnya setiap desa bisa membangun desa wisata tanpa mengharap bantuan dari pihak lain yang belum tentu cocok dengan keinginan penduduk desa. Untuk bisa menjadi desa wisata yang berhasil, syarat utamanya adalah kebersihan rumah, terutama toilet, dan kebersihan lingkungan. Turis tentunya akan enggan datang ke desa yang kotor, sampah teronggok di mana-mana, sungai berwarna hitam penuh kotoran, tinja hewan bertebaran di sepanjang jalan.
Walaupun jalan menuju desa tidak mulus, atau listrik belum ada, hal-hal itu tidak menghambat minat turis untuk datang jika desa itu menawarkan sesuatu yang khas. Selanjutnya desa yang sudah cukup bersih dan mempunyai sesuatu yang bisa dinikmati orang kota dan turis asing perlu mencanangkan kehadirannya di media Internet (youtube, instagram, facebook, dsb.) yang dapat diakses oleh siapapun dari manapun.
         Kita mulai dari sekarang.......

0 komentar:

Posting Komentar